Brand membutuhkan media untuk menggaet perhatian publik. Namun sayangnya, tidak mudah untuk menggaet hati jurnalis dari media besar. Terlebih, jika siaran pers yang dikirimkan akan bersaing dengan puluhan dan ratusan press release yang diterima jurnalis setiap harinya.
Hal inilah yang menjadi titik awal lahirnya C2 Agency yang kini telah bertansformasi menjadi C2 Media.
Dengan pengalaman global sejak tahun 2015, C2 Media menawarkan solusi komunikasi, marketing, hingga public relation (PR) untuk jurnalis, brand, dan perusahaan yang ingin dikenal lebih luas.
Siapa C2 Media?
C2 Media didirikan dengan nama C2 Agency oleh mantan jurnalis teknologi, yaitu Enricko Lukman dan Leighton Cosseboom. Awalnya, relasi mereka di startup teknologi meminta bantuan untuk layanan konten dan PR.
“C2 Agency merupakah salah satu agensi digital PR pertama yang khusus melayani startup teknologi. Fokus kami pada industri ini pun menjadi salah satu kunci utama bagaimana C2 bisa terus bertahan dan relevan hingga sekarang,” pungkas Enricko yang saat ini juga menjabat sebagai CEO C2 Media.
Kondisi industri PR yang saat itu relatif mahal untuk startup, membuat Enricko dan Leighton melihat peluang memberikan layanan yang terjangkau.
Tidak sekedar murah, pengalaman mereka sebagai jurnalis media internasional juga berhasil membuat layanan konten dan PR C2 Agency menjadi berkualitas, yang membuat permintaan klien semakin bertambah.
Melihat hal ini, Enricko dan Leighton memutuskan secara serius untuk menjalankan C2 Agency yang akhirnya berganti nama menjadi C2 Media.
Pengembangan Layanan dari C2 Media
C2 Media kini tidak lagi hanya melayani startup teknologi. Klien-klien kami datang dari berbagai industri di seluruh dunia.
Dengan berbagai capaian dan pengalaman, C2 Media kini berinisiatif menghadirkan beberapa produk dan layanan untuk memenuhi setiap kebutuhan klien yang berbeda.
Layanan C2 Agency Menjadi Content Collision
Layanan agensi dari C2 Media kini hadir dalam Content Collision. Sebagai agensi, tugas Content Collision adalah menemukan cerita unik dari para klien untuk meningkatkan awareness serta engagement lewat konten ataupun rilis.
Dengan pengalaman kurang lebih 8 tahun, rilis PR dari Content Collision sudah mendapat coverage dari puluhan A-List media nasional. Layanan content marketing kami juga sering masuk dalam 10 besar SERP yang membantu bisnis klien terus berkembang.
Platform Freelancer Talent Pool ContentGrow
“Selama lima tahun menjalankan bisnis agensi C2, kami pun menyadari pentingnya bekerja dengan freelancer untuk scale up dan scale down perusahaan sesuai kebutuhan klien yang dinamis,” jelas Enricko seputar latar belakang di balik terbentuknya ContentGrow.
Namun dirinya melanjutkan, bahwa tidak mudah merekrut talenta yang cocok dan fakta bahwa freelancer tidak selalu memiliki waktu untuk bekerja dalam proyek. Hal ini yang melahirkan ide untuk membuat sistem rekrutmen freelancer secara reguler, dengan tepat dan efisien.
Selain itu, ContentGrow kini juga dapat membantu klien lewat AI brief, quality control, hingga proses pembayaran dalam satu platform. Semua fitur ini dihadirkan, untuk menjawab kebutuhan terhadap layanan rekrutmen talenta yang mudah dan cepat.
“Beruntungnya, kami pun mendapatkan sejumlah validasi atas solusi ini dengan masuknya sejumlah klien papan atas seperti platform distribusi press release internasional PR Newswire dan media global Upday sebagai klien jangka panjang,” jelas Enricko yang menunjukkan, solusi C2 Media sejauh ini telah berhasil menjawab kebutuhan pasar.
Berbagi Insight lewat ContentGrip. dan Comms in Asia
Dengan semakin berkembangnya Content Collision dan ContentGrow, Enricko dan Leighton merasa perlu membagikan pengalaman mereka seputar PR dan konten. Selain untuk berbagi insight dari dan kepada para profesional, hal ini dirasa perlu dilakukan sebagai ajang show-off portofolio C2 Media selama ini.
Hal itu lah yang melahirkan platform media online ContentGrip. dan siaran podcast Comms in Asia. Kedua layanan tersebut merangkum wawasan berbagai praktisi media, marketing, dan teknologi di Asia-Pasifik.
“ContentGrip dan Comms in Asia merupakan jawaban kami untuk melakukan aktivitas content marketing yang win-win. Kami bisa menulis dan memberikan insight seputar pengalaman sebagai operator agensi sembari mengedukasi pembaca tentang C2 agency dan ContentGrow,” jelas Enricko.
Menariknya, ContentGrip sendiri sekarang telah berhasil menarik ribuan pembaca tiap bulannya dan sudah mulai menghasilkan pendapatan sampingan dari affiliate marketing serta sponsored post.
Itu lah perjalanan dan perkembangan C2 Media hingga menjadi seperti saat ini. Masing-masing layanan dari C2 Media tersebut bukan hanya hadir dan berdiri sendiri, tetapi saling melengkapi satu sama lain.
“Kami bangga telah berkontribusi mendukung pertumbuhan bisnis ratusan klien dan ribuan freelancer secara global. Kami harap C2 Media bisa menjadi kisah sukses bahwa perusahaan Indonesia tidak melulu harus fokus hanya menggarap pasar dalam negeri, tapi juga bisa menjadi solusi bagi roda ekonomi mancanegara,” jelas Enricko.
Tertarik eksplorasi potensi brand Anda? Kunjungi Content Collision untuk jadwalkan konsultasi gratis untuk brand Anda melalui tautan ini.