Bagaimana cara menyajikan data tanpa membuat audiens bosan? Jika Anda menjawab infografis, tentunya tidak salah. Namun, ada satu elemen utama yang wajib Anda gabungkan ke dalam konten infografis tersebut, yaitu storytelling data.
Singkatnya, pengertian storytelling data adalah memberikan narasi menarik dengan sentuhan personal untuk memikat ketertarikan emosional audiens lebih dalam. Narasi tersebut juga dapat Anda gunakan untuk membantu audiens menarik kesimpulan dari konten data dengan lebih cepat dan mudah.
Cara Brand Global Terapkan Storytelling Data
Ada banyak brand yang telah berhasil menyajikan konten data dengan “bumbu” narasi untuk menarik audiens mereka. Beberapa diantaranya bahkan juga menunjukkan dampak positif bagi bisnis.
Narasi Unik Audiens Spotify Wrapped
Dengan menyajikan infografis menggunakan narasi personal untuk tiap audiens, Spotify Wrapped mampu meningkatkan intimacy dan loyalitas pelanggan. Loyalitas tersebut menguatkan positioning brand, sehingga mempermudah Spotify memperluas jangkauan pasar.
Dari konten tersebut, Spotify juga dapat memahami user behaviour, minat pendengar pada genre tertentu, dan lain sebagainya. Data tersebut kemudian digunakan Spotify untuk menciptakan tren selanjutnya dan menjadi market leader.
Spotify Wrapped dapat menghasilkan lebih dari 120 juta engagement di akhir tahun 2021 dan menjadi platform music streaming nomor 1 di dunia saat ini.
Happy Data, Gabungan Infografis dan Foto Kejadian
Berbeda dengan Spotify Wrapped, Happy Data menggunakan foto sebagai latar infografis. Foto latar yang digunakan memiliki kesamaan tema atau kejadian dengan data yang disajikan, untuk membantu audiens menangkap pesan lebih cepat.
Mereka juga menyajikan data infografis dengan ilustrasi gambaran tangan, untuk membuat konten tersebut jauh lebih personal. Sisi personal ini yang memang ditargetkan, untuk menarik perhatian audiens.
Belajar Politik dengan Mini Golf Interaktif dari The Washington Post
Tidak hanya cerita biasa, The Washington Post juga memberikan permainan kecil untuk membuat narasi data. Mini golf interaktif mereka pilih untuk memetakan ulang daerah pemilihan umum di Amerika Serikat.
Tanpa perlu menyajikan banyak data, permainan ini memberikan pengalaman berbeda bagi audiens untuk memahami tantangan di setiap daerah pemilihannya. Dengan permainan ini, The Washington Post juga ingin memberikan ilmu politik dengan cara yang menyenangkan.
Ilustrasi “Kereta Peti” Korban Pandemi dari National Geographic
Sama seperti sebuah cerita, ilustrasi digunakan untuk menguatkan pesan dan mempermudah audiens memahaminya. Ini yang dilakukan oleh National Geographic dalam menyajikan salah satu data.
Mereka membuat beberapa ilustrasi untuk menyampaikan data jumlah korban Covid-19 di Amerika Serikat beberapa tahun lalu. Seperti ilustrasi pemakanan yang tidak berujung dengan banyak nisan dan juga “kereta peti” untuk menguatkan narasi data 500.000 kematian.
The Telegraph dengan Narasi Klasik Perkembangan Afrika
Konten infografis dengan terlalu banyak data dapat menghilangkan tujuan dari meringkas informasi itu sendiri. Karena itu, The Telegraph berusaha membuat infografis dengan tampilan klasik dan simpel.
Mereka menggambarkan perkembangan beberapa kota di Afrika dalam 100 tahun. Dengan beberapa ilustrasi pointer dan interaktif scroll-based klasik di tengah-tengah artikel, The Telegraph membantu audiens memahami pesan “perkembangan Afrika yang tidak merata”, secara sederhana namun to the point.
Dengan menggabungkan data, tampilan visual, dan elemen narasi seperti beberapa contoh di atas, konten Anda dapat menciptakan respons emosional bagi audiens. Tujuannya karena, emosi memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan.
Ketika ketiga elemen ini terintegrasi dengan baik, Anda telah menciptakan storytelling data yang dapat memengaruhi orang dan mendorong perubahan.
Siap untuk jadi marketer yang handal dalam storytelling data? Temukan lebih banyak artikel serupa di blog Content Collision.