Home » Empat Alasan Micro-influencer TikTok Ampuh Buat Awareness Brand Anda Melejit

Empat Alasan Micro-influencer TikTok Ampuh Buat Awareness Brand Anda Melejit

tren-micro-influencer-tiktok

In this article

Anda mungkin pernah mempertimbangkan untuk bekerja-sama dengan influencer skala besar dalam campaign marketing. Namun tahukah Anda, bahwa influencer skala kecil, alias micro-influencer kini juga diminati karena dianggap mampu menjangkau audiens lebih baik?

Hadir dengan algoritma konten yang lebih menyesuaikan minat audiens, TikTok jadi salah satu platform yang memiliki creator mumpuni dalam meng-engage penonton.

Namun pertanyaannya, apakah brand Anda salah satu yang cocok untuk memanfaatkan micro-influencer dari TikTok? Simak penjelasan apa saja daya tarik micro-influencer TikTok bagi brand yang tergabung dalam industri B2C.

Alasan Micro-influencer TikTok Efektif untuk B2C Marketing

TikTok memiliki 113 juta pengguna aktif dan menjadi media sosial dengan pengguna aktif terbanyak di Indonesia hingga awal tahun 2023 ini. 

Karena itu, beberapa alasan di bawah ini bisa menjadi pertimbangan brand untuk mulai beralih, membangun kerja sama dengan micro-influencer TikTok dalam B2C marketing di Indonesia.

Memiliki Audiens yang Lebih Spesifik

Micro-influencer (dengan 10.000-50.000 pengikut) TikTok cenderung memiliki niche audiens lebih spesifik. Sehingga, konten micro-influencer lebih relevan untuk target audiensnya.

Bahkan dengan sentuhan yang lebih personal, konten micro-influencer dapat meningkatkan conversion. Brand pakaian retail Singapura, LightInTheBox, jadi salah satu bukti keberhasilan kerja sama micro-influencer dengan kenaikan conversion sebesar 15%.

Mampu Berinteraksi Lebih Banyak

Berdasarkan data Statista tahun 2022, micro-influencer memiliki ER sebesar 12,4%, di mana macro-influencer hanya mampu mencapai 10,8% saja. Angka ini bahkan berlaku untuk semua industri, sehingga menciptakan inovasi di industri influencer marketing.

tren-micro-influencer-tiktok
Contoh Konten Micro-influencer TikTok yang Berhasil dengan ER Tinggi

Pengikut yang lebih sedikit juga membuat micro-influencer dapat membalas komentar audiensnya lebih sering. Hal ini dapat meningkatkan loyalitas audiens terhadap para micro-influencer.

Dapat Menghemat Marketing Budget

Tidak seperti brand besar yang lebih fleksibel, brand kecil perlu membangun awareness namun dengan marketing budget yang sangat terbatas. Micro-influencer dengan audiens yang terbatas tetapi lebih spesifik, dapat membantu tujuan brand kecil tersebut.

Rata-rata rate card micro-influencer TikTok berada pada kisaran Rp200.000 saja per kontennya. Sedangkan untuk macro-Influencer TikTok bisa mencapai Rp500.000-Rp2.000.000 per konten.

Lebih Mudah Diajak Bekerja Sama

Popularitas besar membuat macro-influencer mendapat banyak tawaran dengan jadwal yang padat.  Sehingga, akan lebih mudah bagi brand untuk memperbanyak kerja sama dengan micro-influencer.

Micro-influencer TikTok juga dikenal aktif, cepat tanggap, dan terbuka untuk berkolaborasi dengan brand. Meski begitu, micro-influencer memiliki kekurangan karena minim pengalaman. Hal ini terkadang bisa mempengaruhi kualitas konten yang dihasilkan. 

Hal ini tentu bisa diatasi dengan perbanyak komunikasi dan memberikan brief konten sejelas mungkin. Jangan lupa lakukan follow up dan review draft konten sebagai bentuk quality control.

Jadikan konten brand Anda selalu relevan dengan audiens. Segera kunjungi blog Content Collision untuk insight strategi media sosial apa saja yang dapat mulai brand Anda terapkan.

Written by
Subscribe to C2 Media Newsletter
Written by
Subscribe to C2 Media Newsletter
Related Post