Pada awal Mei 2023, Google secara resmi mengumumkan akan merilis Generative AI Search, yang merekomendasikan konten atau informasi dalam bentuk apapun sesuai kebutuhan tiap audiens yang berbeda. Hal ini dapat membawa perubahan yang signifikan untuk SEO.
Lantas, apakah Generative AI Search ini akan menggantikan SEO ke depannya?
Topik telah disampaikan oleh Reza Putra selaku CEO BIM Digital Consultant dalam acara SEO Summit 2023 di Duta Venue Citywalk Sudirman. Acara ini diselenggarakan oleh Digital Talkline, sebuah komunitas untuk para digital marketers berbagi ilmu dan pengalaman.
Berawal dari Update Pilar E-E-A-T dan Pembuatan Bard
Reza Saputra, atau yang biasa dipanggil Reza, menjelaskan sejak Agustus 2022 lalu Google mulai sering merilis update yang fokus pada content producing. Beberapa update ini bertujuan untuk memaksimalkan rekomendasi konten-konten yang bermanfaat dan ditulis secara natural untuk audiens.
Bahkan di awal 2023 ini, Google merubah pedoman E-A-T menjadi Experience, Expertise, Authoritativeness, dan Trustworthiness (E-E-A-T). Dengan penambahan pilar Experience, pengalaman audiens dari suatu konten ataupun halaman web menjadi poin penting dalam rekomendasi SERP Google saat ini.
Google juga meluncurkan AI chatbot Bard sebagai bentuk respon terhadap munculnya ChatGPT. Bard kemudian akan dioptimasi untuk memberikan jawaban lebih akurat. Hal ini bisa dilakukan karena Bard memiliki gudang data langsung dari mesin pencari Google.
Menurut Reza, kombinasi E-E-A-T, Bard, dan bank data tersebut akhirnya menginspirasi Google untuk membuat Generative AI Search. Generative AI tersebut akan dibuat Google menjadi mesin pencari yang paling besar dan efektif.
Generative AI Search akan Jadikan Pencarian Lebih Relevan
Reza menambahkan, perubahan dari mesin pencari menjadi Generative AI Search ini dapat dilakukan dengan merubah kebutuhan query menjadi prompt AI. Prompt ini yang nanti bisa memberikan jawaban lebih valid, spesifik, dan natural untuk audiens.
Sebagai contoh, jika kini audiens ingin mencari suatu produk dengan query “sepatu bola merk XX berwarna merah dengan harga sekian rupiah”, maka SERP hanya akan merekomendasikan audiens ke halaman hasil pencarian suatu marketplace. Namun, terkadang halaman di marketplace tersebut bahkan masih merekomendasikan produk dengan warna dan harga yang tidak sesuai query awal.
Dengan demikian, mengubah query tersebut menjadi prompt AI akan membuat Google kedepannya dapat memberikan jawaban yang lebih spesifik, bahkan langsung ke halaman produk sesuai kebutuhan audiens.
Nasib SEO Setelah Kehadiran Generative AI Search
Apakah dengan adanya Generative AI Search dan penghapusan SERP membuat SEO akan ditinggalkan? Justru tidak. Bahkan, Generative AI dan SEO akan digunakan secara bersamaan dalam hal pembuatan konten.
SEO masih dibutuhkan untuk merangkum sumber referensi terbaik dengan melakukan perbandingan pada kompetitor. Selain itu, konten-konten ke depannya juga akan semakin personal dan mengacu pada niche yang lebih kecil. Di sinilah peran SEO untuk membuat konten yang lebih valid, kredibel, dan personal.
Reza menutup sesinya dengan penjelasan bahwa, nasib SEO di masa depan tidak lagi menggunakan Google sebagai search engine optimization (SEO), melainkan untuk content optimization berdasarkan kesesuaian topik intent, prompt, dan user experience.
Jadi, SEO di masa depan akan terus beradaptasi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Bagaimanapun SEO dan konten ibarat keping mata uang logam yang tak dapat dipisahkan.
Jadikan konten brand Anda selalu relevan dengan audiens. Klik ‘contact us’ dan dapatkan konsultasi gratis untuk kurasi strategi content marketing apa saja yang dapat mulai brand Anda terapkan.