Home » 3 Kesalahan Mengirim Press Release Yang Sering Terjadi

3 Kesalahan Mengirim Press Release Yang Sering Terjadi

mistake - pexels

In this article

Media massa memang jadi salah satu saluran yang cukup efektif untuk menjangkau audiens luas. Tidak heran kalau perusahaan yang baru berdiri memiliki harapan untuk diliput oleh media massa. Selain biaya yang cukup murah, liputan media massa dapat menjangkau banyak orang dan meningkatkan kredibilitas di mata publik.

Untuk diliput media massa, ada banyak hal yang bisa dilakukan perusahaan. Salah satu hal sederhana yang sering dilakukan adalah mengirimkan press release kepada para media untuk diliput.

Sayangnya, banyak perusahaan ‒ khususnya yang masih baru ‒ menganggap media sebagai tempat promosi semata. Mereka tidak memahami apa saja pertimbangan media untuk melakukan pick up terhadap berita yang ada, sehingga press release mereka sering kali tidak diliput dalam berita di media.

Berikut ini merupakan beberapa kesalahan mengirim press release yang sering dilakukan, sehingga press release Anda tidak dipublikasikan oleh media.

Media Irelevan

Sebelum mengirimkan press release, pastikan Anda melakukan riset mengenai list media yang akan menerima press release Anda. Hal utama yang harus diperhatikan adalah memastikan bahwa audiens dari media tersebut relevan dengan isi press release dan juga brand perusahaan Anda.

Kesalahan yang sering dibuat oleh para perusahaan dan brand adalah tidak memperhatikan list dari media tersebut dan hanya melakukan blast dari press release mereka ke semua jenis media yang mereka ketahui. Tentunya kemungkinan bahwa jurnalis akan menulis berita mengenai press release amatlah kecil bila isi press release tersebut irelevan dengan media.

Headline yang tidak to the point

Setelah Anda mengirim press release kepada media, khususnya ketika Anda mengirim melalui email, ada satu hal yang perlu diperhatikan. Hal pertama yang akan dibaca oleh para jurnalis adalah headline dan headline ini sebaiknya ditempatkan dalam subjek email yang dikirim.

Dalam sehari, jurnalis dan media menerima puluhan hingga ratusan press release. Oleh karena itu, headline akan menjadi salah satu filter pertama yang dipertimbangkan jurnalis untuk menulis suatu berita.

Headline haruslah dibuat seefektif dan seefisien mungkin agar mampu menjelaskan dan memberikan gambaran besar kepada jurnalis mengenai isi dari press release tersebut sebelum membaca detailnya.

Promo centric

Menganggap bahwa media hanya merupakan sarana promosi dari produk atau jasa yang dihasilkan suatu brand atau perusahaan merupakan suatu kesalahan yang sangat fatal untuk dilakukan. Jangan mengisi press release Anda hanya dengan promosi mengenai produk atau jasa dari perusahaan tersebut tanpa menilai sisi news value yang dapat ditawarkan media kepada audiens.

Ketika Anda menulis press release, pastikan Anda berpikir dari sudut pandang media dan jurnalis. Ingatlah bahwa tujuan tulisan jurnalis dalam media adalah untuk menarik para audiens dan membuat mereka membaca isi dari media tersebut.

Oleh karena itu, meski tujuan dari mengirim press release ke media adalah untuk kepentingan bisnis dan promosi perusahaan. Anda harus secara cerdik membungkus isi dari press release tersebut menjadi suatu cerita yang mampu menarik keinginan orang untuk membaca media tersebut.


Content Collision merupakan Agensi Konten Marketing yang telah berhasil meningkatkan traffic blog klien hingga mencapai ratusan ribu pageviews serta membangun brand image perusahaan melalui liputan media nasional dan internasional. Beberapa klien kami adalah Blibli.com, Evercoss, Lazada.co.id, Mataharimall.com, dan Skyscanner.

Kami akan sangat senang bila berkesempatan membantu kebutuhan marketing konten Anda. Silahkan tunggu update blog kami selanjutnya, atau kunjungi situs kami di contentcollision.co!

Written by
Subscribe to C2 Media Newsletter
Written by
Subscribe to C2 Media Newsletter
Related Post