Home » Ini 4 Penyebab Utama Content Marketing Anda Gagal!

Ini 4 Penyebab Utama Content Marketing Anda Gagal!

In this article

Banyak pemilik bisnis mulai sadar mengenai pentingnya content marketing dalam menemukan calon pelanggan baru. Namun, berdasarkan observasi kami, masih banyak entrepreneur yang belum  melakukan content marketing dengan tepat. Kebanyakan dari mereka fokus pada pembuatan konten viral yang menarik banyak penonton (audience), sehingga seringkali langsung melompat ke dalam tren tanpa berpikir panjang.

Contohnya saja kini mayoritas perusahaan sudah terjun ke media sosial Instagram dan tidak segan untuk memasang iklan melalui IG Ads dan mengandalkan meme atau slogan yang lagi populer dengan impian untuk ikut viral. Padahal, belum tentu target pasar Anda menghabiskan waktu di Instagram.  Hal ini akan berakibat pada hasil yang nihil karena penempatan iklan yang tidak tepat sasaran.

Memang terjun ke dalam tren membuat kesempatan meningkatkan brand awareness lebih tinggi. Namun, terkadang usaha melakukan marketing melalui konten atau topik viral bisa menjadi gagal dan sia-sia jika konten Anda tidak memenuhi 3 hal:

  1. Dikonsumsi oleh target penonton Anda (terutama untuk model bisnis B2B)
  2. Menampilkan produk atau brand (bisnis) Anda secara kredibel di depan target penonton.
  3. Membuat pelanggan Anda merasa ingin tahu terhadap brand atau produk yang Anda tawarkan.

Sembari membaca artikel ini, saatnya kita mengevaluasi: apakah konten Anda memenuhi 3 unsur tersebut? Jika tidak, maka tidak heran bila insight yang Anda dapatkan tidak sesuai harapan. Saat ini, masyarakat kita terutama netizen di sosial media juga sudah semakin tinggi kesadarannya untuk memilih konten mana yang ingin dikonsumsi. Sehingga, tidak semua konten bisa mudah menembus pasar untuk membangun kesadaran akan produk, apalagi terkonversi menjadi sales. Tentu akan butuh usaha ekstra untuk mencari ide, mengemasnya menjadi konten dan mendistribusikannya lewat kanal-kanal  tepat agar sampai pada target yang dituju.

Lalu kira-kira apa yang harus diperbaiki untuk membuat konten marketing menjadi efektif?

Content Collision rangkumkan jawaban strategi yang diperlukan agar memenuhi 3 syarat di atas. berikut adalah 4 tips mudah yang bisa Anda terapkan dalam proses pembuatan konten marketing efektif untuk perusahaan anda.

1. Buat customer persona Anda

customer persona membedakan konten apa yang menarik untuk target pasar, sehingga content marketing kita akan lebih mudah
Image by Freepik

Customer persona merupakan target pasar Anda. Konsep ini menjelaskan gambaran mengenai orang-orang yang ingin disadarkan tentang brand Anda.

Idealnya, sebelum mulai membuat konten, Anda perlu mendefinisikan customer persona terlebih dahulu. Dengan melakukan hal ini, Anda akan lebih mudah membedakan konten apa yang akan menarik (dan tidak) target pasar.

Hal ini sangat penting, karena tujuan dari konten adalah mengubah (convert) para pembaca/penonton menjadi calon pelanggan, yang kemudian berubah menjadi pelanggan setia. Dalam mendefinisikan, Anda perlu memperhatikan beberapa elemen secara detail, misalnya:

  1. Nama kelompok target
  2. Jenis kelamin
  3. Rentang usia
  4. Literatur (buku, blog, majalah) yang mereka baca
  5. Website dan blog yang mereka kunjungi
  6. Acara yang suka ditonton atau dihadiri
  7. Siapa tokoh yang memiliki pengaruh (menjadi panutan) terhadap mereka
  8. Tempat domisili atau tempat yang sering dikunjungi

Dengan mendefinisikan persona ini secara jelas, proses pembuatan konten Anda akan lebih mudah.

2.Tentukan goals dan pain points dari customer 

Setelah Anda membuat customer persona, hal kedua yang dapat lakukan adalah menentukan goals (tujuan) dan pain points (kesusahan) dari pelanggan .

Goals adalah hal yang sebuah usaha inginkan dan rencanakan untuk dicapai. Bisa berupa tujuan perusahaan atau target pribadi yang ingin dicapai dari segi bisnis. Sedangkan pain points adalah masalah khusus yang dialami calon pelanggan. Anda bisa menganggap pain points ini sebagai sebuah masalah sederhana yang jelas.

Dalam menentukan goals dan pain points dari customer, Anda perlu merujuk pada data ketimbang asumsi belaka. Kami menyarankan Anda untuk setidaknya melakukan wawancara terhadap pelanggan. Tujuannya adalah untuk memahami alasan mereka mempercayai dan menggunakan produk, serta kesulitan apa yang berpotensi membuat mereka berpindah hati. Lakukan social listening dengan mendengarkan apa yang mereka katakan di media sosial. Melakukan FGD atau Focused Group Discussion juga sangat memungkinkan.

Sebagai contoh: perusahaan Anda adalah startup yang bergerak di bidang B2B (Business to Business) yang menawarkan platform pelayanan untuk pembayaran gaji (payroll) untuk keperluan SDM perusahaan.

Anda telah mendefinisikan customer persona Anda yaitu para manajer HR dari berbagai perusahaan. Setelah melalui proses wawancara, Anda akhirnya menemukan pain points utama dari customer persona Anda adalah permasalahan standar gaji. Klien Anda belum tahu standar gaji yang tetap untuk tim sales mereka dalam industri mereka pada tahun selanjutnya. Mereka khawatir bahwa standar gaji yang ditentukan terlalu tinggi, atau terlampau rendah. Melihat permasalahan ini, mungkin Anda dapat membuat konten berisi tulisan-tulisan yang bertema “Panduan Gaji tahun 2017”.

Dengan membuat konten bertemakan itu, Anda bisa semakin yakin bahwa orang-orang yang membaca konten Anda adalah orang yang masih keliru dengan standar gaji. Sehingga anda akan lebih yakin bahwa kegiatan content marketing anda lebih efektif.

3.Pecahkan konten yang dibuat ke dalam berbagai format

content marketing memiliki format dan karakteristik masing-masing platform
Image by rawpixel.com on Freepik

Jika Anda selesai membuat satu jenis konten, maka Anda dianjurkan untuk merubahnya dalam format lain, agar bisa disebar di berbagai channel distribusi lainnya. Misalnya konten yang dibuat berbentuk artikel web. Anda dapat merubahnya menjadi infografik yang biasanya populer dikalangan pengguna sosial media. Konten podcast bisa dibuat menjadi transkrip atau diunggah di Youtube dan IGTV.

Salah satu contoh yang paling baik dilakukan oleh ahli content marketing Gary Vee. Ia selalu menciptakan konten dalam berbagai bentuk, dengan fokus utama di video. Videonya ketika menjadi pembicara, wawancara lewat radio, pertemuan dengan fans, atau pun vlognya mustahil hanya bisa ditemukan di satu platform saja. Youtube, Twitter, Instagram, Tiktok, semuanya punya konten serupa yang diedit sesuai dengan format dan karakteristik masing-masing platform.

4.Distribusikan konten di channel yang tepat

Setelah Anda meluncurkan konten anda, tiba saatnya menunggu pembaca atau pengunjung untuk hadir dalam laman web anda. Eh, tapi setelah ditunggu, ke mana ratusan ribu pageviews yang harusnya tercatat? Ke mana semua orang pergi?

Meskipun Anda ungkapan bahwa “content is king”, distribusi kontenlah yang mengangkatnya menjadi raja. Anda harus mencari dimana calon pelanggan Anda beraktivitas online.

Salah satu caranya adalah, Anda bisa mendistribusikan dalam semua jalur sosial media yang ada. Namun, tidak lupa bahwa tingkat jangkauan organik konten yang berasal dari sosial media menurun 52% sepanjang tahun 2016.

Hal ini menunjukkan usaha sosial media yang semakin besar dalam mendorong Anda untuk mendistribusikan konten Anda dengan metode berbayar (paid advertising). Oleh karena itu, Anda harus menyiapkan budget yang berbanding lurus dengan jumlah target distribusi konten anda.

Di sinilah Anda harus mengingat kembali definisi persona target pelanggan Anda. Seringkali target pembaca dan pelanggan memiliki ketertarikan atau ciri yang sama. Apa merk, kebiasaan, minuman, dan aktivitas yang mereka sukai yang selama ini kamu temukan akan sangat berguna pada tahapan ini.

Hal lain yang dapat dilakukan adalah mencari pihak yang memiliki otoritas tinggi (dikenal banyak dan baik) di mata customer persona anda. Anda dapat menawarkan diri untuk menulis di blog mereka (guest posting) atau sebaliknya, untuk meminjam popularitas mereka dalam mengangkat brand anda.


Tentunya, penjelasan diatas hanyalah contoh umum dari penerapan strategi Content Marketing di setiap bisnis. Content Marketing setiap brand tentu memiliki cerita dan keunikan tersendiri untuk mencapai goals masing-masing. Di Content Collision sendiri, tak jarang kami menerapkan strategi yang lebih personal dan khusus mencapai target dari masing-masing brand.

Setelah membaca artikel ini, tentunya langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi apakah brand Anda telah melakukan penargetan persona, pemecahan jenis konten dan pendistribusian konten dengan efektif dan efisien. Hubungi kami untuk membantu Anda menentukan strategi Content Marketing tepat untuk brand Anda

[wpforms id=”532″ title=”true”]
Written by
Subscribe to C2 Media Newsletter
Written by
Subscribe to C2 Media Newsletter
Related Post