Kisah Keberhasilan Eratani

kisah-eratani-berhasil-raih-pendanaan-awal-usd-3-8-juta

Indonesia sejak dahulu dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Namun, kondisi iklim yang telah berubah dan sulitnya pengelolaan modal kini menjadi tantangan yang menghambat perkembangan industri pertanian Indonesia.

Berdasarkan hal tersebut, Eratani yang merupakan perusahaan agritech asal Indonesia hadir untuk membantu menuntaskan permasalahan ini dan berhasil mengantongi pendanaan awal sebesar USD3,8 juta dari Venture Capital asal Singapura. Padahal, startup ini baru berdiri selama kurang lebih satu tahun. 

Lalu, bagaimana kisah awal berdirinya Eratani hingga berhasil mendapatkan pendanaan tersebut? Simak kisah selengkapnya di bawah ini.

Tentang Eratani

Eratani adalah sebuah perusahaan agritech asal Indonesia yang didirikan pada tahun 2021 oleh Andrew Soeherman, Kevin Laksono, dan Angles Gani. Eratani memberikan program pendampingan menyeluruh kepada petani Indonesia, mulai dari membantu petani mengelola keuangan dan mendapatkan kebutuhan bertani hingga membantu petani menjual hasil panen. 

Dilansir dari TechCrunch, saat ini Eratani telah membantu lebih dari 10.000 petani di pulau Jawa dengan total ukuran sawah hingga 8.000 hektar. Melalui sawah-sawah tersebut, Eratani mampu menghasilkan kurang lebih 52.000 ton beras hanya dalam waktu satu tahun saja. 

Anda dapat mengenal lebih lanjut melalui akun Instagram, LinkedIn, dan juga website Eratani berikut.

Visi dan Misi Eratani

Semua berawal ketika Andrew mendengar cerita dari sang Paman yang memiliki bisnis penyedia kebutuhan agrikultur mengenai kesulitan yang dihadapi petani. 

Hal tersebut yang menggerakkan hati Andrew untuk membentuk Eratani bersama dengan dua rekannya. Awalnya, Eratani hanya menangani masalah hulu karena kebanyakan pemain agrikultur telah memenuhi kebutuhan hilir para petani. Namun pada akhirnya, Eratani berubah menjadi platform manajemen untuk petani dan kebutuhan mereka melalui siklus produksi. 

Andrew menerangkan bahwa dahulu para petani Indonesia harus meminjam uang untuk membeli kebutuhan bertani dari toko. Nantinya, hutang tersebut akan dibayarkan ketika para petani tersebut sudah panen. Masalahnya, toko-toko tersebut memberi bunga sebesar 20% per bulan sehingga para petani ini terjebak di dalam lingkaran hutang.

Petani di Indonesia yang berjumlah 33 juta memiliki rata-rata umur 45 tahun. Jika tidak ada perubahan, maka dalam 10 tahun kedepan Indonesia akan mengalami krisis regenerasi petani. Inilah alasan utama Eratani didirikan pada 2021 silam. 

Layanan Eratani

Layanan Eratani dibagi menjadi tiga bagian, yakni Agri Financing, Agri Inputs, dan Agri Output. Langkah pertama, Agri Financing adalah layanan Eratani dimana petani dapat mengajukan pembiayaan berupa modal. 

Langkah kedua yaitu Agri Inputs, di mana para petani akan dibimbing agar produktivitas mereka meningkat. Dilansir dari CNBC, tim Eratani akan melakukan riset agar kebutuhan dan tujuan para petani tepat sasaran. Tim agronomis dari Eratani akan membantu petani mengecek pH tanah, perawatan tanaman, cara menghadapi serangan hama, dan menyediakan sarana produksi pertanian yang berkualitas. 

Melalui langkah terakhir yaitu Agri Output, Eratani akan membantu petani menjual hasil panen mereka. Tim Eratani nantinya akan menyalurkan hasil panen para petani binaan dengan harga yang terstandarisasi. 

Telah Dilirik Pemerintah

Berkat visi, misi, dan usahanya, saat ini Eratani telah bekerja sama dengan beberapa instansi pemerintah seperti Kementrian Pertanian dan BULOG Indonesia untuk mengembangkan pertanian serta menaikkan pemasukan para petani di Indonesia. 

Tak hanya itu, Eratani juga merupakan bagian dari program Kementerian Komunikasi dan Informatika yakni Startup Studio Indonesia. Bersama beberapa startup pertanian lainnya seperti AgriAku, TaniHub, dan Aruna, Eratani dinilai mampu mengembangkan pertanian di Indonesia.

Mendapat Kucuran Dana

Pada 13 Desember 2022 lalu, Eratani mengumumkan kabar baik bahwa mereka berhasil mendapat kucuran dana sebesar USD3,8 juta atau setara dengan 57 miliar rupiah dari TNB Aura, sebuah perusahaan investor asal Singapura. 

Dilansir dari CNBC, Founding Partner TNB Aura yakni Vicknesh R Pillay mengatakan pertanian di Indonesia kurang bagus karena terfragmentasi. Namun, Eratani memiliki pendekatan farmers-centric demi meningkatkan ketahanan pangan berkelanjutan di Indonesia. Apalagi, Eratani juga telah bekerja sama dengan beberapa instansi pemerintahan Indonesia, sehingga TNB Aura semakin tertarik menjadi investor bagi Eratani. 

Eratani mengungkapkan, dana dari TNB Aura tersebut akan digunakan untuk penyempurnaan program pendampingan dalam memaksimalkan produktivitas petani, ekspansi ke wilayah binaan baru, membantu digitalisasi proses pertanian, serta pengembangan pada sumber daya manusia dan teknologi. Eratani juga menargetkan dapat bekerjasama dengan 50 ribu petani di akhir 2024. 

Itu dia kisah dari Eratani hingga mendapatkan pendanaan dan berhasil disorot oleh media internasional lewat press release yang mereka publikasikan. Melakukan publikasi dan mendapat sorotan media memperbesar kesempatan startup Anda untuk dikenal oleh publik dan dilirik oleh investor.

Content Collision telah berpengalaman membantu tech startup membuat dan menyebarkan press release ke berbagai media internasional seperti TechCrunch, Tech in Asia, Deal Street Asia, e27, dan lain-lain.