Home » Content Marketing vs Inbound Marketing, Apa beda dan Manfaatnya?

Content Marketing vs Inbound Marketing, Apa beda dan Manfaatnya?

In this article

Apa perbedaan dari Content Marketing dan Inbound Marketing? Strategi dunia marketing sudah jauh lebih maju ketimbang era dulu. Ada beberapa istilah yang terdengar familiar namun tidak jarang masih kurang dipahami. Seperti istilah content marketing dan inbound marketing. Walaupun keduanya berkaitan dan memiliki tujuan yang sama, tetapi metode pengerjaannya berbeda. Kedua istilah ini terkadang masih membingungkan marketer-marketer terutama yang baru memulai. Apa saja bedanya? Yuk, cari tahu!

Content Marketing Vs Inbound Marketing

Content marketing adalah strategi pemasaran yang berfokus pada pembuatan dan pendistribusian konten yang relevan. Ini dilakukan secara konsisten untuk menarik dan mempertahankan audiens yang sebelumnya sudah ditentukan dengan jelas. Aktivitas content marketing bertujuan untuk mendorong audiens untuk membeli produk ataupun menggunakan jasa dari pemilik produk.

Inbound marketing adalah strategi marketing yang bertujuan supaya produk ataupun jasa yang dipasarkan ditemukan oleh audiens ataupun konsumen. Dengan menyelaraskan konten sesuai kebutuhan target pasar, diharapkan calon konsumen yang tepat akan mencari/menemukan sendiri produk tersebut. 

Beberapa contoh aktivitas inbound marketing adalah blogging, SEO (search engine optimization), email marketing, newsletter, serta pengelolaan persuasif untuk para subscribers. Kesemua tools inilah yang digunakan untuk menjaring calon konsumen dengan cara yang smooth

Contoh sederhana dari strategi content marketing adalah jika kamu punya usaha kuliner, kamu bisa membuat website dengan muatan kuliner. Jadi di dalam website-nya kamu bisa membuat blog yang berisi konten panduan 101 kuliner mulai dari jajanan yang sedang ngehits, restoran dengan view terbaik, sampai tips memasak. 

Dari artikel-artikel tersebut, kamu bisa mengarahkan pembaca untuk mencoba atau membeli produk/jasamu. Ini disebut juga dengan call to action. Inbound marketing tidak berhenti sampai di transaksi pertama, tetapi juga mengelola konsumen untuk menjadi konsumen loyal. Caranya bagaimana? Salah satunya dengan mengirimkan email marketing berisi promo ataupun informasi produk terbaru. Ini akan kita bahas di artikel selanjutnya!

Content Marketing Merupakan Bagian dari Inbound Marketing 

Content marketing dan inbound marketing jelas memiliki banyak kesamaan. Namun, content marketing lebih fokus kepada pembuatan dan distribusi konten.  Bagaimana konten dibuat baik itu konten di website maupun social media, di kanal apa saja tulisan tersebut akan didistribusikan termasuk waktu terbaik untuk mendistribusikan konten tersebut. Tujuan akhirnya adalah bagaimana menggunakan konten sebagai instrumen untuk menginspirasi pembaca melakukan engagement dan interaksi dengan produk atau brand kita. 

Inbound marketing adalah kacamata yang lebih luas dan spesifik lagi. Ketika kamu menggunakan facebook ads atau instagram promote untuk memasarkan produkmu, sebenarnya kamu sedang menerapkan strategi inbound marketing

Pada facebook ads dan instagram promote kamu bisa memilih market konsumenmu seperti apa. Makanya, product knowledge mengenai produk tersebut akan dibaca oleh pengguna facebook dan instagram yang kerap sedang mencari informasi sejenis. 

Kamu sendiri sebagai pengguna instagram pasti sering mendapatkan akun di feed yang bahkan tidak kamu follow. Dan kalau kamu amati, akun-akun yang tidak di-follow tersebut menunjukkan ketertarikanmu. Misalnya, kalau kamu senang membuka-buka akun tentang buku, maka akun sponsor yang sering muncul di feed bisa segala sesuatu yang berhubungan dengan buku.

Penerapan keduanya sedikit berbeda, kalau content marketing lebih kepada konten sedangkan inbound marketing lebih mengerucut kepada strategi pemasaran online yang spesifik dan tepat sasaran.

Contoh bentuk dari Content Marketing ada bermacam-macam, mulai dari media sosial (Instagram, Facebook, LinkedIn, dan lain lain), Blog, hingga Podcast. Dalam content marketing, setiap konten memiliki struktur yang sama, kendati melalui media yang berbeda-beda. Contoh, adanya judul atau headline yang menarik audience, isi yang menjawab intent audience, hingga diakhiri Call-to-Action yang mengarah ke bisnismu.

Strategi Content Marketing dikatakan berhasil jika memenuhi beberapa syarat. Pertama, terpenuhinya value yang diterima audience pembaca, meningkatnya trust yang didapatkan bisnis dari konten yang diterbitkan, serta adanya nilai bisnis yang diraih dari konten tersebut. Nilai bisnis yang diraih dapat berupa leads atau jumlah subscription yang ditargetkan.

Simak studi kasus strategi Content Marketing MLDSPOT yang menargetkan pembaca pria dengan gaya hidup urban dalam artikel mereka.

Studi Kasus: Content Marketing MLDSPOT

Salah satu layanan Content Collision adalah content marketing buat para klien seperti klien terdahulu MLDSPOT. Selain meng-cover mengenai lifestyle urban yang sesuai dengan market MLDSPOT, Content Collision juga membantu menulis mengenai aktivitas yang dilakukan MLDSPOT bersama audiensnya.

MLDSPOT menjadi salah satu klien dari layanan content marketing content collision
Sumber: Instagram @nikitadompas

Pada Juli 2020 lalu, MLDSPOT sedang mengampanyekan #MumpungLagiDiRumah yang aktivitasnya adalah pemandu acara ngobrol dengan talent mengenai skill, tips, dan aktivitas selama pandemi corona. Aktivitas #MumpungLagiDiRumah bisa dinikmati melalui semua platform online MLDSPOT. Nah, untuk memperkenalkan tagar ini, digunakanlah strategi content marketing.  

Untuk itu, dibuatlah konten artikel dengan isi obrolan pemandu bersama talent. Pertama-tama, melalui judul, kita salurkan pesan utama artikel, agar pembaca tahu gambaran besar konten yang akan mereka konsumsi, sekaligus juga penasaran. Salah satu konten yang dibuat waktu itu tentang improv musik Jazz bareng Nikita Dompas, dengan sumber dari obrolan IG Live. 

content marketing yang dibahas oleh nikita dompas dengan sumber dari obrolan IG Live
Sumber: Instagram @nikitadompas

Di dalam artikel, kita perlu memberikan value yang dicari pembaca yang memutuskan untuk membaca artikelnya. Dalam konteks ini, misalnya, value tersebut bisa berupa sejarah awal kenapa seorang ia bisa sampai jatuh cinta dengan dunia yang diselaminya selalu menarik buat pembaca. Tugas seorang content marketer di sini adalah menggali jawaban yang menarik dan inspiratif agar pembaca tetap bertahan di artikel.

Di akhir tulisan, barulah dicantumkan Call To Action atau CTA buat audiens yang ingin mendengarkan obrolan seru lain bersama talenttalent berbeda untuk mencatat jadwal live selanjutnya. Penting juga mengingatkan pembaca kalau obrolan bersama talent ini juga diimingi hadiah menarik buat mereka yang berpartisipasi. ‘Value’ yang diberikan di artikel punya maksud mengantarkan pembaca kepada perilaku yang kita inginkan di CTA (mendengarkan obrolan lain).

Dari sisi MLDSPOT, konten ini berpotensi untuk menggaungkan nama brand MLDSPOT dalam mendapatkan trust audience dan serta mengajak audience untuk berpartisipasi dalam event yang dimiliki MLDSPOT.

Tertarik mendiskusikan strategi content marketing bisnismu bersama Content Collision? Langsung saja hubungi young@contentcollision.co!

Written by
Subscribe to C2 Media Newsletter
Written by
Subscribe to C2 Media Newsletter
Related Post