Dengan perkembangan AI yang semakin pesat, pernah tidak merasa kalau teknologi ini akan mengancam karier Anda? Sejauh ini, AI memang sudah mengubah cara kita bekerja terutama di bidang content marketing.
Tapi, apa AI di masa depan akan jadi teman atau malah lawan kita? Mari kita lihat penjelasan dan hasil survei di bawah ini!
Memang Apa yang AI Bisa Lakukan untuk Content Marketing?
Dari meringkas, membuat konten, sampai membuat laporan berbasis data, AI membantu marketers menjangkau target audiens dengan lebih efisien. Berikut adalah beberapa tugas yang sekarang sering dilakukan AI untuk content marketing.
1. Meringkas dan Membuat Konten
Salah satu kemampuan AI yang paling menarik dan sering digunakan dalam content marketing adalah membuat konten. Dengan AI, brand bisa mencari topik, meringkas topik tersebut, sampai membuat konten blog dan media sosial dari ringkasan yang direkomendasikan.
AI juga bisa membuat konten yang sesuai dengan brand voice, gaya bahasa, serta target audiens yang Anda berikan. Hal ini membuat proses pembuatan konten jadi lebih mudah, efisien, dan bisa Anda buat jadi sistem otomatis dengan AI itu sendiri. Caranya, buat prompt yang menjelaskan peran, tugas, hingga hasil yang Anda harapkan dari AI tersebut.
Contohnya jika menggunakan ChatGPT, tuliskan prompt pembuka seperti, “Posisikan diri Anda sebagai content marketer. Anda akan saya minta rekomendasi seputar pembuatan konten, mulai dari menggali ide topik, membuat outline, sampai membuat konten yang sesuai dengan brand voice dan target audiens yang saya berikan”.
Dari prompt tadi, kembangkan lagi rekomendasi yang dIberikan dan sesuai dengan kebutuhan konten Anda. Cara ini menurut 75% marketers sudah membantu mereka membuat konten lebih efisien.
2. Distribusi dan Promosi Konten
AI juga bisa digunakan untuk distribusi dan memastikan konten Anda menjangkau target audiens pada waktu yang tepat. Berikut cara yang bisa Anda gunakan untuk distribusi konten menggunakan AI.
- Rekomendasikan target audiens yang tepat
Perintahkan AI seperti BlueConic untuk menganalisis data konsumen Anda. Nantinya, AI akan menganalisis perilaku konsumen, pola pembelian, dan demografi, untuk membuat profil target audiens yang mendetail.
- Personalisasi konten
Selanjutnya, perintahkan AI seperti Bard atau ChatGPT untuk memberikan rekomendasi konten sesuai minat masing-masing target audiens yang sudah direkomendasikan tersebut.
- Rekomendasi waktu posting atau publish
Algoritma AI seperti Buffer juga bisa menganalisis data dan pola aktivitas digital audiens, untuk menentukan waktu terbaik dalam mendistribusikan konten Anda. Hal ini membuat konten akan dikirimkan saat target audiens Anda sedang aktif di mesin pencari dan media sosial.
- Memilih channel marketing
AI juga bisa membantu mengidentifikasi channel marketing yang paling efektif untuk distribusi konten Anda. Baik itu media sosial, email, atau platform lainnya, AI memastikan bahwa konten didistribusikan melalui channel yang akan memberikan hasil terbaik.
Vanguard Tunjukkan Kontribusi AI Dalam Content Marketing Meningkatkan CTR hingga 15%
Vanguard, sebagai salah satu perusahaan investasi terkemuka di dunia, mengalami kendala dalam menciptakan konten berbayar. Ini berdampak pada rendahnya trafik yang dihasilkan dari konten tersebut.
Dalam menanggapi permasalahan ini, Vanguard memutuskan untuk bermitra dengan Persado, platform kecerdasan buatan yang memberikan rekomendasi konten berbasis tulisan atau teks. Dengan teknologi AI-nya, Persado menganalisis pola perilaku konsumen, preferensi, data demografi, dan riwayat transaksi Vanguard.
Persado kemudian memberikan rekomendasi untuk seluruh teks dalam konten berbayar Vanguard, termasuk caption, teks dalam grafis, hingga CTA. AI Persado juga merekomendasikan format penulisan, font, dan gaya bahasa yang dianggap sesuai dengan konsumen Vanguard.
Hasilnya, konten berbayar tersebut berhasil mencapai CTR sebesar 15.76% lebih tinggi dibanding sebelumnya.
Akankah Karir Content Marketer Terancam di Masa Depan?
Pertanyaan ini yang sekarang sering muncul di pikiran banyak content marketers. Diantara banyaknya penggunaan AI seperti ChatGPT dan Bing Chat oleh content marketers, survey dari Content Marketing Institute menunjukkan mereka malah merasa tidak senang dengan hadirnya AI.
Salah satu dari seribu responden dalam survey tersebut mengatakan jika dirinya sangat khawatir, merasa pekerjaannya terancam, dan menganggap AI akan merusak karirnya nanti. Bahkan 62% responden merasa skill mereka sebagai editor atau penulis saat ini mulai tidak dihargai.
Tapi di sisi lain, AI sebenarnya masih membutuhkan “manusia” untuk membuat konten yang natural. Untuk membuat konten yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan bisnis dan audiens, Anda tetap perlu membuat prompt dan memberikan konteks yang jelas agar AI mengerti apa yang perlu mereka buat.
Bukan cuma itu, Anda juga masih harus memberikan banyak data dan referensi, agar AI dapat mempelajarinya. Konten yang AI buat juga masih perlu melewati QC, QA, sampai finalisasi dari “manusia” untuk membuatnya lebih natural.
Itu dia dampak hadirnya AI untuk content marketing serta beberapa contoh pengaplikasiannya. Untuk menghadapi perkembangan AI yang mungkin akan semakin besar ke depannya, Anda juga bisa mulai mempelajari cara membuat prompt AI yang lebih baik dan efisien.
Hal ini juga didukung oleh 45% responden dari survey Content Marketing Institute tersebut. Mereka memilih untuk terus bekerja dengan AI sambil mempelajari ilmu baru agar dapat menciptakan prosedur pekerjaan yang lebih efisien.
Butuh berbagai insight lainnya seputar content marketing? Kunjungi blog Content Collision! Di sana, kami menghadirkan berbagai tips, informasi, dan tren terkini seputar content marketing untuk membantu brand dan bisnis Anda semakin bertumbuh.